Eksperimen Berbasis Inkuiri Dan Eksperimen Berbasis Verifikasi
A. Eksperimen Berbasis Inkuiri
Eksperimen berbasis Inkuiri ini memiliki proses pembelajaran yang dicapai melalui suatu sistem pemikiran yang sistematis. Di dalam proses ini, siswa diharapkan dapat memahami dan terampil terhadap suatu permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga peran guru dalam proses inkuri ini, tidak hanya memberikan teori saja, tetapi membantu dan membimbing siswanya agar bisa menemukan jawaban atas permasalah yang diberikan. Cara untuk mendapat jawaban tersebut siswa dapat merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data serta menarik sebuah kesimpulan.
Dalam proses inkuiri ini banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh diantaranya ;
• Untuk Siswa :
Siswa dapat berpikir secara kritis dan sistematis.
Meningkatkan keterampilan secara ilmiah.
Meningkatkan keyakinan terhadap kemampuan diri siswa dan minat belajar secara intrinsik
Dapat mengkondisikan siswa sebagai petualang dan penemu baru.
Siswa dapat lebih aktif dan berprestasi.
Pembelajaran terintegrasi
Belajar akan lebih tersa menyenangkan dan menantang
Pola pikir dan tingkah laku siswa (jujur, teliti, ulet dan kerjasama) secara tidak langsung akan terprogram menjadi suatu individu yang sangat cerdas.
• Untuk Guru :
Menjadi lebih kreatif.
Terjalin kerjasama yang baik antara murid dan guru.
Akan sama-sama berkembang bersamaan dengan perkembangan siswa.
Dapat memahami teori dan konsep secara menyeluruh.
Namun prose eksperimen berbasis inkuiri tersebut memiliki beberapa kendala diantaranya sebagai berikut :
Jika guru, tidak dapat dengan baik merumuskan teka-teki, atau pertanyaan kapada muridnya, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.
Guru tidak memahami secara keseluruhan proses eksperimen berbasis inkuiri tersebut sehingga siswa tidak akan pernah memahami tujuan yang sesungguhnya.
Adanya kelemahan pada siswa dalam melakukan eksperimen sehingga guru sulit untuk mencapai pada tujuan yang dituju.
Kurangnya alat bantu untuk melakukan proses eksperimen secara inkuiri.
Harus memiliki waktu dan tenaga pendidik yang lebih banyak, kerena daram eksperimen berbasis inkuiri ini diperlukan interaksi yang penuh antara guru dan murid.
B. Eksperimen Berbasis Verifikasi
Eksperimen berbasis Verifikasi ini melakukan proses sebuah penelitian untuk memberikan pengertian kepada siswa terhadap teori atau konsep yang telah guru berikan melalui suatu eksperimen, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami betul atas konsep dan teori tersebut.
Pada eksperimen berbasis verifikasi , guru berperan menerangkan suatu teori, kemudian siswa dapat mebuktikannya melalui sebuah eksperimen. Ketika siswa melakukan eksperimen, siswa akhirnya dapat menarik kesimpulan bahwa teori atau konsep tersbut sesuai atau tidak dengan percobaan.
Dalam eksperimen berbasis Verifikasi, banyak pula manfaat yang dapat diambil dinataranya yaitu :
• Untuk Siswa
Siswa dapat membentuk kepribadian yang jujur, teliti, ulet dan cerdas
Siswa dapat berfikikir secara keritis terhadap eksperimen yang dilakukan.
Siswa dapat menjalin kerjasama bersama teman-temannya.
Siswa dapat memahami sebuah teori dan konsep dengan lebih mendalam.
Meningkatkan keahlian siswa dalam bekerja secara ilmiah.
• Untuk Guru
Guru dapat lebih kreatif dalam menerangkan suatu konsep dan teori terhadap siswanya.
Guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam kerja secara ilmiah.
Guru dapat memahami konsep dan teori lebih mendalam setelah para siswa melakukan eksperimen.
Namun ada beberapa hal dalam eksperimen berbasis verifikasi ini yang dapat menjadi kelemahan, diantaranya:
Tidak terbentuknya individu siswa yang kreatif dan inovatif.
Siswa akan merasa lebih jenuh untuk melakukan eksperimen.
kadang-kadang siswa akan melakukan suatu kebohongan ketika mendapatkan hasil data yang tidak sesui dengan konsep.
Siswa tidak terlatih untuk berpikir secara sistematis.
Siswa tidak terlatih untuk mencoba hal yang lebih baru bagi mereka.
Kurangnya iteraksi antar siswa dengan guru.
guru tidak akan berkembang, sesuai dengan penemuan siswanya yang baru.
Siswa tidak terlatih untuk menjadi seorang ilmuan dan petualang.
Sehingga, apabila dilihat deri keduanya akan lebih baik menggunakan eksperimen berbasis inkuiri karena pada dasarnya siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang, umumnya siswa tertarik sesuatu yang baru bagi mereka, dan siswa menyukai sebuah tantangan yang mengharuskan mereka menemukan suatu jawaban dengan cara memperaktekannya langsung, karena pembelajaran aktif menurut confusius adalah:
“Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, saya mulai mengerti
Apa yang saya lihat, dengar, diskusikan dan kerjakan saya dapat pengetahuan dan keterampilan “
Namun untuk ekperimen berbasis verifikasi pun tidak terlalu salah hanya saja kurang pas untuk para siswa yang sedang berkembang, seharusnya ekperimen berbasis verifikasi tersebut dipakai oleh para ilmuan yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai suatu permasalahn dengan beracuan pada teori dan konsep dasar.