Laboratorium adalah tempat bahan kimia berbahaya mangkal. Tapi seringkali kita melakukan hal-hal konyol di lab yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, kita sering lupa untuk mengimplementasikan Lab Safety. Apa sajakah itu? Dan apakah kita termasuk yang terbiasa melakukannya?
Bekerja dengan Bahan Kimia Tanpa Panduan MSDS
Seberapa sering kita membaca MSDS saat hendak bekerja dengan bahan kimia? Jangan-jangan di lab kita nggak ada MSDS untuk bahan-bahan kimia yang digunakan? Wah gawat itu. Coba periksa kembali dokumen yang ada di lab.
MSDS alias Material Safety Data Sheet adalah dokumen pendamping suatu bahan kimia yang menjelaskan semua hal terkait dengan keselamatan dalam menggunakan bahan tersebut. Misalnya di MSDS dijelaskan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) apa saja yang harus kita kenakan. Jangan sampai hanya dengan memakai jas lab dan sarung tangan saja kita sudah merasa aman dan terlindungi, siapa tahu ketika dilihat lagi di MSDS ternyata bahan karsinogenik yang sehari-hari kita pakai itu bersifat agak mudah menguap. Bayangkan apa jadinya jika berbulan-bulan sebelumnya kita telah menghirup sedikit demi sedikit uap karsinogenik tersebut tanpa kita sadari hanya karena tidak membaca MSDS.
Agar mudah ditemukan, tempatkan kumpulan MSDS di suatu tempat yang mudah diakses dekat penyimpanan bahan kimia. Dan biasakan untuk mengupdate-nya setiap kali ada bahan kimia yang baru dibeli.
Memakai Jas Lab Kemana-mana
Jas lab adalah pakaian pelindung tubuh dan pakaian biasa kita dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan kimia berbahaya, artinya jas lab itu sendirilah yang kotor terkena bahan kimia. Sebersih apapun lab kita, yang namanya bahan kimia bisa berseliweran dimana-mana. Saat menimbang, menuang cairan atau memanaskan sesuatu, tentu saja ada sebagian yang menguap/beterbangan, dan akhirnya menempel di jas lab kita.
Jadi biasakanlah hanya menggunakan jas lab di dalam lab saja, ketika ada pengarahan dari boss di ruang meeting, makan di kantin, atau fotokopi dokumen di ruang administrasi, jangan memakai jas lab, biasakan untuk melepasnya dulu sebelum keluar dari lab. Sebab jika kemana-mana kita berjaslab ria sama artinya dengan menyebarkan bahan berbahaya ke seluruh ruangan.
Yang lebih berbahaya jika kita bekerja di lab tanpa mengenakan jas lab, karena selain membahayakan diri sendiri dan menyebarkan bahan berbahaya ke seluruh ruangan kantor, kita pun akan membawanya pulang ke rumah.
Sarung Tangan juga Bisa Bahaya
Fungsi sarung tangan adalah melindungi tangan kita saat bekerja dengan bahan berbahaya, jadi seperti jas lab, otomatis bagian luar sarung tangan akan dipenuhi oleh ceceran benda berbahaya tadi. Nah, tak jarang kita masih menggunakan sarung tangan kotor saat berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, dan kita tidak sadar kalau kotoran tadi bisa menempel ke gagang pintu, keyboard komputer atau benda-benda lain yang tersentuk sarung tangan kita. Yang jadi korban tentu saja semua orang di lab.
Kebiasaan lain adalah terlalu menghemat sarung tangan, mentang-mentang ingin berhemat kita menggunakan satu sarung tangan untuk sehari penuh, habis pakai, disimpan, dipakai lagi. Hmm… sadarkah apa yang terjadi?
Malas Menggunakan Kacamata Pelindung (Googles)
Jika kita sayang pada mata kita yang hanya dua, jangan malas menggunakan googles. Selama kita bekerja di lab ada kemungkinan mata kita terpercik serbuk, cairan atau asam, syukur-syukur jika tidak sampai membuat mata rusak, tapi kalau sampai merusak tentu kita akan menyesal seumur hidup.
Memakai Googles tapi Tidak Anti-UV
Hati-hati jika hendak bekerja dengan sinar UV. Meski mata kita dilindungi googles, tapi cek dulu apakah googles kita memiliki pelindung dari sinar UV atau tidak. Jika kita menengok langsung hasil elektroforesis gel yang divisualisasi dengan UV transilluminator tanpa googles yang anti UV, yang jadi korban adalah retina mata kita.
Memakai Googles Anti UV, tapi Tangan Telanjang
Jika kita bekerja di lab DNA, tentu sering melakukan purifikasi DNA dari gel, yang biasanya dilakukan adalah memotong bagian gel yang ada DNA-nya sambil disinari UV agar DNA terlihat. Tanpa kita sadari, meski mata dilindungi googles tapi kita sering lupa memakai sarung tangan, padahal saat memotong gel, tangan kita akan terpajan (terekspos) sinar UV. Mata selamat tapi tangan terbakar UV. So, jangan lupa memakai sarung tangan, jas lab berlengan panjang dan kalau perlu pake sunblock.
Jurus ‘Kirata’ untuk Centrifuge
Keseimbangan berat sangat vital dalam sentrifugasi, kalau tabungnya tidak seimbang maka alat sentrifugasi akan bergetar hebat bahkan bisa merusak rotor dan alatnya, apalagi untuk superspeed centrifuge dengan kecepatan tinggi. Jangan mengandalkan mata untuk menyeimbangkan dua tabung sentrifugasi yang saling berhadapan, kecuali mata kita punya ketelitian membedakan bobot hingga 0.1 g. Meskipun mata kita melihat volume cairan di dalamnya sama, tetap luangkan waktu sebentar untuk menimbangnya dan pastikan perbedaan bobot keduanya tidak lebih dari 0.1 g.
Makan-minum di dekat meja kerja
Makan-minum umumnya dilarang keras saat kita berada di lab. Meski kita yakin aman-aman saja makan-minum di meja lain yang dekat dengan meja kerja lab, tapi apakah kita yakin tak ada uap atau serbuk halus bahan kimia/mikroba yang berseliweran?
Menyulap Lab Jadi Dapur
Kadang-kadang perbedaan antara lab dan dapur hanya tipis saja, di lab ada microwave oven, ada kulkas/referigerator dan aja juga air putih (aquadest). Apakah Anda termasuk orang yang pernah menyimpan makanan/cemilan/minuman di kulkas lab? atau memanaskan bekal makan siang di microwave yang juga dipakai untuk memanaskan gel agarose? atau menggunakan aquadest untuk menyeduh kopi? Kalau iya, coba pikirkan lagi baik-baik.
Membuka Botol Cairan Beracun di Luar Fume Hood
Lab biotek biasanya tidak bisa lepas dari yang namanya cairan beracun seperti beta-mercaptoethanol (BME). BME ini sering digunakan untuk ekstraksi DNA/RNA, baunya sangat menyengat dan yang penting diketahui, BME sangat beracun, bisa menyebabkan iritasi saluran nafas jika terhirup, muntah dan sakit perut kalau terminum atau terabsorpsi melalui kulit sehingga meracuni tubuh.
Jadi, kasihanilah diri kita dan rekan-rekan di lab jika kita masih nekat bekerja dengan BME di luar fume hood.
Melongokkan Kepala ke Fume Hood atau Laminar Air Flow Hood
Terkadang secara tidak sadar kita memasukkan kepala ke dalam fume hood atau laminar air flow hood. Padahal kalau kepala kita masuk ke fume hood, kepala kita yang jadi tidak terlindungi dari bahan-bahan berbahaya, sementara kalau saat bekerja dengan laminar air flow, eksperimen kita lah yang jadi korbannya karena tercemari kontaminan dari kepala kita.
Kebiasaan buruk lain apalagi yang sering Anda lakukan di lab? Anda bisa sharing di kotak komentar di bawah ini agar kita tau dan waspada.