Hi, Greeners ! welcome to GreenDaily. | GreenDaily is member of Biologipedia

Monohibrid



Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”

Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.

Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.

Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).

Monohibrid Pada Tumbuhan

Karakter batang tinggi yang dominant terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah dominant terhadap yang putih.



Monohibrid Pada Hewan

Pada marmot, seperti juga pada hewan lainnya, gen dominant menyebabkan pigmentasi normal dan alelnya menyebabkan albino. Marmot yang berpigmentasi normal adalah yang berbulu hitam. Dikawinkan marmot hitam dengan marmot albino. Anak-anaknya semua hitam. Jika anaknya itu dikawini sesamanya maka akan menghasilkan hitam : putih 3 : 1.

Monohibrid Pada Manusia

Semacam bahan kimia sintesis bernama PTC, ada segolongan orang yang bisa mengecapnya akan merasakan pahit dan segolongan orang yang tidak bisa mengecapnya akan merasakan ambar. Rasa pahit disebabkan karena adanya gen dominant.

Selain pengecapan banyak sifat lainnya yang mengikuti sifat persilangan monohybrid, yaitu: polydactyly, phenylketonuria, gigi coklat huntington’s chorea, crstic fibrosis.

Beberapa hal penting tentang perkawinan monoibrid:
Semua indifidu F1 adalah seragam.
Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka indifidu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang dominant.
Pada waktu F1 yang heterozygote membentuk gamet-gamet, terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya mempunyai salah satu alel saja.
Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka perkawinan monohybrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 3:1

Share this article now on :